RERINTIK HUJAN
Rerintik hujan membenam hasratku melawan dikau,sebab aku bukan lagi pejuang,aku terhempas dalam kalam kudus sunyi senyap menghalau hasrat dunia menggapai sorgaku
Rerintik hujan mengingat nyanyian itu diantara bintangMu yang gemerlap sebab dunia ini hanya sejengkal milikku,dan aku akan menuju damaiMu disana-secangkir teh tarik dan roti prata mengeyangkan hasratku,namun malam kuAku berlari menunaikan janji, mendekap pada sabda Ilahi meniti pada apa yg kuyakin saat ini-barangkali dunia ini tak perlu gemerlap sebab para Nabi bersabda hidup kita hanya sekejap
Nabiku dan Nabimu berkata pada hal yang sama sebab para Nabi itu utusan Sorga-kebenaran teruji kala kita berbakti pada petunjuk Ilahi ” hai manusia kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri” dus ini melegakan jiwakuAku memandang rerintik hujan yg membasah dimataku,adakah kedamaian masih melekat jika kita tetap tersekat? Adakah kebenaran milikku dan milikmu beradu menjadi debu..?
Kususur lagi rintik hujan ini barangkali kau disana merasa sejuk sebab hujanku adalah hujanmu basahku juga basahmu,matahariku jua mataharimu,esok kita kan bertemu disana dalam sorga kita?
Meneer Sam